Jakarta, 12 April 2025 — Kabar gembira datang dari sektor energi nasional. Sejumlah badan usaha penyedia Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia secara serentak menurunkan harga jual produk BBM non-subsidi mulai 1 April 2025. Kebijakan ini disambut positif oleh masyarakat dan pelaku usaha, terutama di tengah dinamika ekonomi global yang masih penuh ketidakpastian.
Tiga penyedia BBM besar, yakni PT Pertamina (Persero), Shell Indonesia, dan BP-AKR, menjadi yang terdepan dalam menyesuaikan harga jual BBM non-subsidi. Langkah ini dinilai mencerminkan respons cepat terhadap perubahan harga minyak dunia dan mengindikasikan persaingan sehat antar penyedia energi di Tanah Air.
Di SPBU Pertamina wilayah Jakarta, harga Pertamax (RON 92) kini dipatok Rp12.500 per liter, turun dari Rp12.900 per liter pada bulan Maret 2025. Penurunan serupa juga terjadi pada Pertamax Green (RON 95) yang kini dijual seharga Rp13.250 per liter, atau turun Rp450 dari harga sebelumnya.
Tak hanya itu, Pertamax Turbo (RON 98) kini dibanderol Rp13.500 per liter (turun Rp500), Dexlite (CN 51) menjadi Rp13.600 per liter (turun Rp700), dan Pertamina Dex (CN 53) menjadi Rp13.900 per liter (turun Rp700). Penurunan ini memberikan ruang napas tambahan bagi masyarakat, terutama bagi mereka yang menggunakan kendaraan pribadi maupun operasional bisnis.
Sementara itu, SPBU lain seperti Vivo dan Shell juga mengikuti tren penurunan harga. Di SPBU Vivo, Revvo 90 kini dibanderol Rp12.800 per liter, Revvo 92 turun menjadi Rp12.920 per liter, dan Revvo 95 menjadi Rp13.370 per liter.
Shell Indonesia juga menurunkan harga produknya. Shell Super (RON 92) kini seharga Rp12.920 per liter, Shell V-Power (RON 95) menjadi Rp13.370 per liter, dan Shell V-Power Diesel turun menjadi Rp14.060 per liter. Bahkan varian tertinggi Shell V-Power Nitro+ (RON 98) kini dihargai Rp13.550 per liter.
BP-AKR turut melakukan penyesuaian. BBM jenis BP 92 (RON 92) kini seharga Rp12.800 per liter, BP Ultimate (RON 95) menjadi Rp13.370 per liter, dan BP Ultimate Diesel turun ke harga Rp14.060 per liter.
Langkah kolektif ini tidak hanya meringankan beban biaya transportasi masyarakat, tetapi juga menjadi sinyal positif bagi dunia usaha. Pengamat energi menilai, penyesuaian harga BBM ini mencerminkan dinamika pasar yang sehat dan transparan, serta menunjukkan adaptabilitas tinggi dari badan usaha sektor energi di tengah fluktuasi global.
Hingga 8 April 2025, seluruh harga tersebut terpantau masih berlaku dan belum mengalami perubahan. Pemerintah sendiri terus memantau perkembangan harga minyak dunia dan kinerja distribusi BBM, untuk memastikan stabilitas pasokan dan pelayanan kepada masyarakat.
Dengan tren penurunan harga ini, publik berharap agar kebijakan serupa dapat terus berlanjut bila kondisi pasar memungkinkan. Tak hanya sebagai langkah ekonomis, penyesuaian ini juga menunjukkan bahwa penyedia energi nasional berkomitmen mendukung kesejahteraan dan mobilitas masyarakat Indonesia.
Sumber : cnbcindonesia.com
Editor : Tim redaksi Republik Kieraha
